Pawai Ogoh-ogoh yang digelar umat Hindu di Kecamatan Senduro yang merupakan lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Minggu (10/3/2024) malam. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang. |
Swaralamadjang.my.id - Umat Hindu di Senduro Lumajang, begitu antusias saat mengarak pawai ogoh ogoh di Jalan Raya Senduro, Minggu (10/3)2024) malam.
Arak arakan ogoh ogoh ini merupakan bagian dalam menyambut Perayaan Hari Raya Nyepi. Ribuan warga datang memadati Jalan sekitar Putra Mandara Giri Semeru.
Diiringi musik tradisional dan atraksi peserta yang mengelilingi rute kurang lebih 5 kilometer, pawai tersebut akhirnya berujung di Putra Mandara Giri Semeru.
Keguyuban dan kerukunan warga dalam gelaran ini, menunjukkan wujud toleransi umat beragama di Kecamatan Senduro. Hal ini terlihat dari setiap ogoh-ogoh yang dibuat, merupakan hasil karya swadaya warga lintas agama.
Sementara itu, ketua panitia penyelenggara pawai, Wira Dharma mengatakan, mengarak ogoh-ogoh ini dipercaya dapat menetralisir alam semesta dengan mengusir roh roh jahat maupun energi negatif.
“Ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari Si Butha Kala yakni makhluk yang menganggu manusia. Patung ini nantinya akan dimusnahkan sehingga tidak lagi mengganggu manusia dan kami bisa hidup tenteram dan aman,” ujarnya.
Setelah diarak berkeliling di sepanjang jalan, ogoh-ogoh yang dibuat ini akan dibakar, sebagai bentuk pembersihan roh-roh jahat sekaligus pembersihan diri.
Untuk selanjutnya, tepatnya pada hari raya nyepi, Senin (11/3/2024), umat hindu melakukan catur brata penyepian, yakni amati geni yang artinya tidak menyalakan api, amati lelanguan yang artinya tidak makan, amati karya yang artinya tidak melakukan pekerjaan, dan amati lelungan,yang artinya tidak bepergian. (red)
0 Komentar