Harga Beras Naik, Pengamat Menilai Kaitannya Dengan Kebijakan Bansos


Pekerja menyusun beras medium bantuan pangan 10 kilogram di Gudang Bulog Pamalayan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (3/10/2023). Perum Bulog Cabang Ciamis telah menyalurkan beras bantuan pangan sebanyak 9.200 ton per bulan untuk 920 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk wilayah Priangan Timur, Jawa Barat, dan penyedian beras Bulog yakni 10.000 ton, masih aman untuk empat bulan kedepan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU


Swaralamadjang.my.id - Kenaikan harga beras mulai terjadi selama dua pekan terakhir. Harga beras di berbagai daerah naik hingga 20 persen. Pengamat menilai ada kaitannya kenaikan harga dengan kebijakan pemerintah termasuk bantuan sosial (Bansos).

Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyio Adi menyebut stock beras di pasar induk saat ini masih sangat tinggi. Pemerintah akan menghentikan langkah distribusi beras sampai ke pasar tradisional dan market.

"Saat ini di Cipinang stocknya termasuk tinggi di atas 34 ribu ton. Dan ini yang harus sampai ke pasar-pasar tradisional dan juga model market. Jadi sekali lagi, perintahnya adalah banjiri pasar," ujar Arif, Selasa (13/2/2024).

Arif Praseto Adi membantah jika bantuan pangan beras yang dibagikan Presiden membebani suplai beras ke pasar. Ia mengatakan bahwa penghentian distribusi beras sementara itu untuk penghormatan kepada proses pemilu yang berlangsung.

"Dengan beras pemerintah itu memang ditiadakan tanggal 8 sampa dengan tanggal 14 Februari 2024, untuk penghormatan kepada pemilu yang dijalankan saat ini. Kalau bansos atau bantuan pangan itu tidak mempengaruhi beban suplai," pungkasnya. (red).

Posting Komentar

0 Komentar