Menguak Kisah Ritual Sang Caleg di Gunung Lemongan

Gunung Lemongan tampak dari jauh. ist

Nama Mbah Citro sebagai juru kunci gunung Lemongan Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang tak asing bagi para pendaki dan pelaku ritual. Mbah Citro yang sudah puluhan tahun tinggal dan menyendiri di lereng gunung

Mbah Citro sendiri telah wafat diusia 114 tahun, dimana mbah Citro lahir pada tahun 1902 atau lebih muda satu tahun dari Bung Karno. Mbah Citro menghebuskan nafas terakhir pada Jumat 1 Juli 2016 silam.

Meski telah tiada, nama Mbah Citro tetap di hati pelaku ritual, baik dari Lumajang maupun daerah lainnya.

Semasa hidupnya, Mbah Citro yang sudah puluhan tahun tinggal dan menyendiri di lereng gunung sering dikunjungi tamu untuk mendoakan hajatnya terkabul.

Penelusuran swara lamadjang menemukan, saat hari menjelang sore, tepatnya pada Jumat, 5 Januari 2024, tim menemukan dua orang berjalan beriringan sembari membawa sesajen dan makanan kenduri menuju makan Mbah Citro dan istrinya, R.A. Soeryati.

Dari obrolan swara lamadjang dengan kedua orang tersebut diketahui bahwa mereka adalah caleg dari salah satu partai ternama.

Mereka adalah Mrs Y dan Mr G yang berharap terpilih sebagai anggota DPRD pada pemilu 2024 mendatang. 

Katanya, Mrs Y dan rekannya yakni Mr G mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di daerah pemilihan 1 dan 3 di Kabupaten Lumajang. 

Masih kata mereka, ritual doa bersama digelar di lereng Gunung Lemongan. Selain berharap terpilih, ritual doa digelar agar terhindar dari musibah berupa fitnah dan teror selama pemilu.

Usai ritual doa bersama, rombongan caleg bersama beberapa warga kemudian menggelar makan bersama sebagai rasa syukur telah menjalankan ritual dan juga sebagai upaya untuk berbagi rezeki. (red)


Disclaimer: 

Nama narasumber tidak disebutkan untuk melindungi privasi

Posting Komentar

0 Komentar