Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: dok Kementerian Keuangan
Swaralamadjang my.id - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan meskipun ekonomi Indonesia dinilai memiliki daya tahan yang lebih baik dari negara lain. Namun itu tak serta merta menjadikan ekonomi di Tanah Air menjadi yang terbaik di dunia.
"Kalau dikatakan ekonomi Indonesia itu lebih tahan terhadap tekanan global dibandingkan negara lain, itu saya masih relatif sepakat. Tapi kalau dikatakan sebagai ekonomi yang terbaik, ini sangat debatable, bisa diperdebatkan," kata Faisal, Rabu (31/01/2024).
Faisal mengatakan, jika dibandingkan dengan Filipina yang mencapai 5,6 persen dan India di kisaran enam persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi mencapai lima persen di 2023 bukan tertinggi dari banyak negara.
Sementara dari sisi inflasi belum sepenuhnya benar-benar terkendali. Sebab, tingkat inflasi pangan (volatile price) masih cenderung tinggi, bahkan lebih tinggi dari tingkat inflasi umum.
Hal itu mengindikasikan masih tingginya harga-harga pangan di tingkat konsumen. Penduduk yang sebagian besar masih tergolong kelas bawah menjadi yang paling terdampak dari tingginya harga-harga pangan.
Sebab, kelompok masyarakat di golongan bawah memiliki proporsi pengeluaran untuk kelompok makanan lebih besar ketimbang masyarakat golongan lainnya. Itu berarti, kemungkinan besar pendapatan masyarakat golongan bawah saat ini habis untuk memenuhi kebutuhan perut semata.
"Maka, pertumbuhan yang lima persen itu seperti apa dampaknya bagi kalangan bawah? Itu salah satunya kalau inflasi pangan tinggi, kalangan bawah sebetulnya gap-nya dengan kalangan atas cenderung melebar," kata Faisal. (red)
0 Komentar